Thursday, October 6, 2011

SEJARAH YANG DILUPAKAN: NEGARA PERTAMA MENGGUNAKAN SENJATA ANTI PESAWAT

Untuk memperkuat Negara, Khilafah Utsmaniyah dengan serius mengembangkan Angkatan Udara. Ini dibuktikan dengan hanya enam tahun setelah Wright Brother’s berjaya untuk pertama kali melakukan penerbangan di Ohio, Negara Islam (Khilafah Utsmani) menjadi salah satu negara pertama di dunia yang memulai program penerbangan ketenteraan. Hal ini mengesankan karena menunjukkan umat Islam dengan cepat mengambil teknologi ini untuk mendapatkan teknik baru dan teknologi untuk melindungi negara Islam.
Hal yang sama dilakukan oleh Rasulullah SAW, dalam tarikh at-Tabari dijelaskan Rasulullah SAW telah mengirim dua orang Sahabat ‘Urwah Ibnu Mas’ud dan Ghitan bin Salmah, ke kota Jarash di Suriah untuk mempelajari teknik-teknik pembuatana Dababah (senjata yang mirip tank), Manjaniq (alat pelontar). Persenjataan ini sangat popular digunakan oleh tentara Romawi saat itu.
Era modern penerbangan mulai berkembang diwaktu Revolusi Industri di Eropah. Banyak kemajuan
yang besar dalam penerbangan terjadi di tahun 1800-an di Eropa .Wright Brother’s memecahkan masalah-masalah tenaga dan kontrol teknologi pesawat. Mereka juga berjaya melakukan penerbangan bersejarah pada tahun 1903. Tak lama kemudian, Britain, France, Amerika Syarikat, German, Rusia, dan Itali, memulai program penerbangan militer mereka. Sementara Negara Islam bergabung dengan program penerbangan sendiri (Osmanli Hava Kuvvetleri).
Tidak lama setelah itu, pada tahun 1909 para pegawai ketenteraan Khilafah Utsmani mengundang penerbang Prands ke Istanbul untuk melakukan demonstrasi. Pilot Belgium Baron de Carters datang ke Istanbul dan melakukan trial penerbangan atas undangan Menteri Peperangan Mahmut Sevket Pasha.
Kesedaran dan minat dalam penerbangan ketenteraan pun kemudian meningkat di Negara Islam. Pegawai negara mengirim delegasi ke Konferensi Penerbangan Internasional di Paris. Pada tahun 1910, calon penerbang Muslim dikirim ke Eropah untuk dilatih sebagai pilot, tetapi masalah kewangan dalam negara menyebabkan rencana ini harus ditunda. Namun beberapa pilot masih dilatih di sekolah-sekolah penerbangan di Paris dan mendapatkan sijil (lesen) penerbangan mereka.
Pegawai tentera Khilafah Utsmaniyah sangat menyedari perlumbaan senjata di antara negara-negara Eropah untuk memperkuat angkatan udara. Teknologi ini juga berguna bagi kesejahteraan di masa depan. Menteri peperangan Mahmut Sevket Pasha menunjuk Leftenan Kolonel Sureyya Bey pada tahun 1911 untuk mendapatkan balon, memimpin pembangunan fasilitas penerbangan, dan mengatur pelatihan pilot. Di bawah Unit Riset llmiah Departemen Perang, Komisyen Penerbangan didirikan. Komisyen ini juga terlibat dalam inteligen dan pengumpulan informasi strategik. Pembelajaran yang dilakukan tidak hanya pada pesawat tetapi juga pada persenjataan anti-pesawat. Hal ini terbukti berguna dalam perang dengan Itali.
Pada 1911, Itali menyerbu sebahagian dari Negara Islam yang sekarang disebut Libya. Angkatan udara Khilafah Utsmani yang baru lahir, belum siap untuk menggunakan pesawatnya. Namun upaya untuk pembelian pesawat udara dari France dan pengiriman melalui Algeria ke medan perang belum bisa dilakukan. Dengan 28 pesawat udara dan 4 balon, Itali menjadi negara pertama dalam sejarah yang menggunakan angkatan udara dalam perang. Dengan perkembangan senjata anti pesawat, Negara Islam kemudian menjadi negara pertama dalam sejarah yang menggunakan senjata anti-pesawat dalam perang. Pasukan Muslim berhasil menembak jatuh balon dan pesawat militer lain Itali. Bahkan berhasil merampas beberapa pesawat.
Pada tahun 1912, pilot ketenteraan pertama dari Negara Islam, Kapten dan Leftenan Fesa Yusuf Bey Kenan menyelesaikan latihan mereka di France dan kembali ke Istanbul. Mereka diberikan 2 dari 15 pesawatyang dibeli melalui dana publik. Pada 27April 1912, Fesa Bey dan Yusuf Bey Kenan menjadi pilot Muslim pertama yang menerbangkan pesawat udara di wilayah muslim.Tidak lama setelah itu pada bulan Julai 1912, Sekolah Penerbangan pertama dibuka di Yesilkoy, pinggiran Istanbul, sehingga Negara Islam bisa melatih pilot sendiri. Hal ini menandai langkah penting bagi Negara Islam dari ketergantungan pada negara asing. Jumlah pilot pun meningkat menjadi 18 dan jumlah pesawat bertambah menjadi 17. Hal ini teruji ketika daerah semi-autonomi di Balkan memberontak terhadap Khilafah Utsmani dan menyatakan perang terhadap Negara Islam. Angkatan udara tidak memainkan peranan penting dalam tahap awal konflik ini, tetapi dalam perang tahap kedua 9 pesawat tempur mulai digunakan.
Ketika Khilafah Utsmani baru terlibat dalam Perang Dunia I, Negara Islam itu hanya memiliki 7 pesawat dan 10 pilot. Dengan tekad dan ketekunan para menteri dan bantuan dari sekutu baru di German, angkatan udara tumbuh menjadi 46 pilot, 59 pengamat, 3 balon pengamat, 92 pesawat terbang, dan didukung 13 pilot cadangan dan 22 pengamat pelatihan dan 21 pesawat latihan . Selama perang berlangsung, umat Islam berupaya untuk meningkatkan jumlah pesawatnya dengan menangkap pesawat Britain. Selama perang, total 450 pesawat yang digunakan, diterbangkan oleh 100 pilot Turki dan 150 pilot German. Pengembangan angkatan udara ini merupakan salah satu bukti mengenai bagaimana kesedaran Negara Islam untuk meningkatkan kemampuan perang dan pertahanan negara.
Seperti itulah warisan Negara Islam untuk kaum muslimin dunia. Tetap tulus untuk Islam dan umat Islam, dan melindungi kehidupan dan kepentingan umat Islam. Walaupun di waktu itu keadaan pemikiran ummat islam mula terperosok jauh. Walaupun pada ketika itu negara Islam sudah diambang kejatuhannya, dari sudut pemikiran, tsaqafah islam, dan mula menghadapi zaman pertengahan kemunduran Ummat Islam, Namun pemimpin negara islam (Khalifah) masih tetap berusaha sedaya upaya menjaga keselamatan ummat Islam, walaupun pada ketika itu serangan dari luar dan dalam, serangan dari fizikal hingga mental itu dihadapi oleh Ummat Islam. Sebuah serngan yang amat dahsyat yang datang dari perbagai arah berusaha untuk menjatuhkan negara Islam (Khilafah Utsmaniy) pada waktu itu. Namun Khalifah itu masih lagi terus berusaha untuk mempertahankan kedaualatan negara yang tercinta. Al Khilafah Islamiyah.
Tetapi negara sekular modern Turki hari ini yang merupakan pewaris langsung dari kekuatan udara Negara Islam, yang mana Angkatan Udara Turki adalah merupakan salah satu angkatan yang tertua di dunia. Apa yang dilakukan rejim Turki lakukan ketika umat Islam dibunuh di wilayah-wilayah tetangga Iraq, Lebanon, dan tanah yang diduduki di Palestin dan Israel? Apa yang dilakukan rezim boneka negara-negara Muslim lainnya ketika umat Islam diserang dan dibunuh di tanah mereka sendiri? Dalam ketiadaan Negara Islam, seberapa jauh umat Islam tertinggal dalam teknologi nuklear, teknologi kapal selam, satelit pengawasan, dan teknologi lainnya dalam membela umat Islam? Dimana amir of the ummah, pemimpin bagi Ummat islam? Dimana Sultan Abdul Hamid? Di mana Muhammad Al Fatih? Dimana Salahuddin Al ayubbi? Yang sentiasa berusaha menjaga dan mempertahankan ummat islam darah Ummat Islam yang sentiasa hidupnya mengurusi urusan ummat islam dan melaksanakan perintah Allah?
Ternyata jelas hanya negara yang dipimpin oleh pemimpin Muslim yang tulus, Khalifah, setia kepada Islam dan natijahnya umat Islam dapat memanfaatkan sumber dayanya untuk melindungi mereka dan untuk memajukan mereka.